TPA BappenasPelatihan TPAPelatihan TPA BappenasSoal TPATes Potensi Akademik

2 Pola Soal Logika di TPA Bappenas yang Sering Menjebak Peserta !

2 Pola Soal Logika di TPA Bappenas yang Sering Menjebak Peserta !

2 Pola Soal Logika di TPA Bappenas yang Sering Menjebak Peserta ! Tes Potensi Akademik (TPA) Bappenas dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir kritis, analitis, dan logis peserta. Tes ini tidak hanya menguji hafalan, tetapi juga cara seseorang memproses informasi, memahami pola, dan menarik kesimpulan. Dari berbagai jenis soal dalam TPA, bagian logika sering menjadi tantangan terbesar. Hal ini karena banyak soal logika dibuat dengan struktur yang mirip, tetapi memiliki detail kecil yang bisa menyesatkan jika tidak teliti.

Dua pola soal logika berikut adalah yang paling sering menjebak peserta. Memahaminya akan membuatmu lebih siap menghadapi tes dan menghindari kesalahan yang tidak perlu.

Baca juga : Pelatihan TPA Bappenas 2025 : Apakah Worth It? Analisis Lengkap untuk Calon Peserta

1. Pola Soal Logika Verbal & Analogi Konsep

Pola pertama adalah soal logika verbal, khususnya analogi, silogisme, dan hubungan konsep. Jenis soal ini membutuhkan kemampuan memahami makna kata, relasi antar konsep, serta pola hubungan logis. Banyak peserta kesulitan karena terjebak pada arti kata, bukan hubungan antara kata tersebut.

Soal analogi misalnya:
Kota : Provinsi = Kecamatan : ?
Kata “kota” dan “provinsi” tidak berhubungan sebagai sinonim atau antonim, tetapi sebagai bagian dari struktur administrasi. Jika peserta hanya fokus pada makna kata, mereka akan salah memilih jawaban.

Selain analogi, soal silogisme juga sering menjebak. Soal ini biasanya berisi dua atau tiga premis, lalu peserta diminta menarik kesimpulan. Kesalahan umum terjadi karena peserta tergesa-gesa atau salah menafsirkan hubungan antar premis. Misalnya, premis dengan kata “beberapa”, “setiap”, atau “tidak satu pun” sering menimbulkan salah paham jika dibaca terlalu cepat.

Pola ini menuntut ketelitian membaca, kemampuan memahami relasi konsep, dan kemampuan menalar struktur argumen dalam teks.

Poin-poin penting pola logika verbal :

  • Memahami hubungan konsep, bukan hanya arti kata.
  • Menganalisis pola hubungan: fungsi, sebab-akibat, hierarki, atau kategori.
  • Teliti membaca premis dalam silogisme.
  • Menghindari penalaran cepat tanpa memahami konteks.
  • Terbiasa menganalisis kalimat dan struktur informasi.

2. Pola Soal Logika Numerik & Struktur Pola Angka

Pola kedua adalah logika numerik, deret angka, dan penalaran matematika berbasis pola.
Sebagian peserta mengira ini hanya soal matematika biasa, padahal esensinya adalah mengenali pola, bukan sekadar menghitung.

Contohnya, deret angka sering menggunakan dua atau lebih aturan sekaligus, seperti:

  • +3, lalu ×2
  • –4, lalu +8
  • ×2, lalu –1, lalu kembali ×2

Jika peserta hanya mencoba satu pola, mereka akan segera tersesat. Selain itu, soal cerita numerik juga memiliki jebakan berupa detail kecil yang membuat peserta salah membaca informasi. Misalnya, perubahan unit, perbandingan yang dibalik, atau kondisi tambahan pada kalimat kedua.

Bagian ini tidak hanya menguji hitungan cepat, tetapi juga kemampuan menafsirkan data secara logis dan sistematis.

Poin-poin penting pola logika numerik :

  • Fokus pada pola, bukan pada angka secara terpisah.
  • Pola deret sering memakai lebih dari satu aturan.
  • Soal cerita numerik memuat detail yang mudah terlewat.
  • Kesalahan umum: terburu-buru menghitung tanpa memahami konteks.
  • Eliminasi opsi bisa mempercepat analisis pola angka.

Tips Menghadapi Dua Pola Soal Ini

Agar tidak terjebak saat menghadapi dua pola soal logika di atas, berikut strategi praktis yang dapat dilakukan:

Poin-poin tips persiapan:

  • Biasakan latihan analogi, silogisme, dan pemahaman relasi konsep.
  • Gunakan teknik membaca teliti pada soal verbal.
  • Latih deret angka dengan berbagai pola kombinasi.
  • Catat pola yang paling umum muncul, seperti +-x:0, atau pola geometri.
  • Gunakan strategi eliminasi untuk mempersempit kemungkinan jawaban.
  • Jangan terpaku pada satu soal terlalu lama.
  • Lakukan simulasi tes untuk melatih kecepatan dan ketelitian.

Dua pola soal logika — logika verbal dan logika numerik — adalah bagian yang paling sering menjebak peserta TPA Bappenas karena memerlukan ketelitian tinggi, penalaran konseptual yang kuat, dan kemampuan membaca pola. Namun, dengan memahami pola, rajin berlatih, dan menerapkan strategi yang tepat, peserta dapat mengurangi risiko terjebak dan meningkatkan peluang mendapatkan skor yang lebih tinggi.

TPA Bappenas online vs offline

bayu13

Author bayu13

More posts by bayu13

Leave a Reply

×

Powered by Pelatihan TPA

× GRATIS Mini Try Out Bappenas