Tes Potensi AkademikPelatihan TPA Bappenas

7 Pola Soal Tersembunyi di TPA Bappenas yang Sering Menjebak Peserta!

7 Pola Soal Tersembunyi di TPA Bappenas yang Sering Menjebak Peserta

Tes Potensi Akademik (TPA) Bappenas dikenal bukan hanya menguji kemampuan logika dan analisis, tapi juga ketelitian dalam memahami pola tersembunyi di setiap soal. Banyak peserta yang merasa sudah menjawab dengan benar, padahal terjebak dalam trik halus yang sengaja dirancang untuk menguji fokus dan strategi berpikir. Nah, berikut 7 pola soal tersembunyi yang sering menjebak peserta TPA — beserta tips untuk mengatasinya!

1. Pola Deret dengan Pergeseran Ganda

Soal deret angka sering kali menipu karena terlihat mudah di awal, padahal sebenarnya menyembunyikan lebih dari satu pola. Jenis soal seperti ini menguji kemampuan analisis dan ketelitian peserta dalam menemukan hubungan antarangka.

Biasanya, pola berbeda diterapkan pada posisi ganjil dan genap, sehingga peserta perlu memisahkan kedua urutan tersebut agar bisa menemukan logika yang tersembunyi dengan cepat dan tepat.

Contoh: 2, 4, 8, 6, 18, 8, …
Pola genap (2, 8, 18, …) dikalikan bertahap, sedangkan pola ganjil (4, 6, 8, …) bertambah tetap.
Tips: Pisahkan deret ganjil dan genap untuk menemukan polanya dengan cepat.

2. Soal Logika dengan Pernyataan Terbalik

pola soal tersembunyi

Dalam soal logika verbal, jebakan sering muncul melalui kalimat yang tampak benar namun memiliki makna terbalik atau tersirat. Soal seperti ini dirancang untuk menguji kemampuan peserta dalam memahami hubungan antarpernyataan secara logis, bukan hanya secara bahasa.

Diperlukan ketelitian tinggi agar tidak tertipu oleh susunan kata yang tampak meyakinkan, karena satu kata bisa mengubah seluruh arti pernyataan. 

Contoh:
Semua dosen adalah guru.
Beberapa guru bukan dosen.
Apakah semua guru adalah dosen? (Jawabannya: Tidak).
Tips: Bacalah setiap pernyataan dengan hati-hati, dan gunakan diagram logika (Venn) untuk membantu visualisasi hubungan antar pernyataan.

3. Pilihan Jawaban yang “Hampir Benar”

TPA sering menyisipkan opsi yang logis tapi tidak akurat sepenuhnya. Peserta yang terburu-buru sering memilih jawaban “terlihat benar” tanpa memeriksa detail kecil.

Tips: Jangan hanya mencari jawaban yang benar, tapi temukan jawaban yang paling tepat secara logika dan konteks soal.

Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Skor TPA Bappenas dalam 1 Bulan

4. Soal Bahasa dengan Sinonim Kontekstual

pola soal tersembunyi

Pada bagian sinonim dan antonim, banyak peserta terkecoh karena hanya mengandalkan arti umum suatu kata. Padahal, makna kata bisa berubah tergantung konteks kalimatnya. Jenis soal ini menguji pemahaman makna secara mendalam serta kemampuan peserta menafsirkan kata berdasarkan situasi yang diberikan, bukan sekadar menghafal arti kamus.

Contoh: Kata “ringan” bisa berarti tidak berat (fisik) atau tidak serius (emosi).
Tips: Baca seluruh kalimat atau konteksnya jika tersedia, jangan terjebak pada makna umum yang paling sering digunakan.

5. Pola Aritmatika yang Disamarkan dengan Operasi Campuran

pola soal tersembunyi

Beberapa soal aritmatika di TPA Bappenas tampak seperti deret biasa, namun sebenarnya menyembunyikan pola dengan operasi campuran seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian yang bergantian.

Soal jenis ini menuntut ketelitian tinggi dalam mengamati perubahan antarangka. Peserta yang terburu-buru sering terkecoh karena hanya mencari satu pola tunggal, padahal jawabannya terletak pada kombinasi beberapa operasi yang saling berurutan.

Contoh: 3, 6, 12, 9, 18, 15, …
Pola: dikali 2, dibagi 2/3, dikali 2, dibagi 2/3, dst.
Tips: Periksa perubahan antarangka satu per satu — jangan langsung menerka rumus umum tanpa menguji.

6. Pertanyaan Penalaran Gambar dengan Rotasi Terselubung

Pada bagian figural, peserta sering terkecoh oleh gambar yang tampak identik padahal mengalami perubahan arah atau rotasi halus. Soal seperti ini dirancang untuk menguji ketelitian visual dan kemampuan peserta mengenali pola bentuk secara detail. Perbedaan kecil seperti arah panah, posisi titik, atau kemiringan garis sering menjadi kunci jawaban yang menentukan.

Tips: Fokus pada posisi elemen kecil seperti panah, garis miring, atau titik. Kadang perubahan kecil itulah kuncinya.

7. Soal Perbandingan yang Mengandung “Kata Pengalih”

Dalam soal penalaran logis, kata-kata pembatas seperti “tidak selalu,” “beberapa,” atau “paling sedikit” sering menjadi sumber jebakan halus. Meskipun tampak sepele, kata-kata ini dapat sepenuhnya mengubah makna suatu pernyataan. Soal jenis ini menguji sejauh mana peserta mampu memahami logika kalimat secara tepat dan tidak tergesa-gesa menarik kesimpulan yang terlalu umum.

Tips: Identifikasi kata kunci pembatas dalam pernyataan logika — karena satu kata kecil bisa mengubah seluruh arti.

pola soal tersembunyi

bayu13

Author bayu13

More posts by bayu13

Leave a Reply

×

Powered by Pelatihan TPA

× GRATIS Mini Try Out Bappenas