Pemetaan Materi SIMAK UI Pascasarjana: Mana yang Wajib Kamu Kuasai, Mana yang Bisa Kamu Lewatkan!
Berdasarkan analisis pola soal 5 tahun terakhir, termasuk tren pelulusan dari berbagai fakultas (FIB, FISIP, FEB, FH, Psikologi, Teknik, dan rumpun sains), terlihat bahwa SIMAK UI menilai tiga aspek besar:
- Kecakapan berpikir ilmiah,
- Ketajaman analisis logis, dan
- Fondasi keilmuan yang kuat namun tidak selalu spesifik.
Artinya, yang dibutuhkan bukan belajar sebanyak-banyaknya, tetapi belajar yang paling relevan dengan struktur seleksi akademik UI.
Baca Juga: Cara Menguasai Soal Aritmatika TPA Bappenas Tanpa Kalkulator!
1. Analisis Struktur SIMAK UI: Fondasi Penentu Kelulusan
Secara umum, SIMAK UI S2/S3 terdiri dari tiga komponen utama:
A. Tes Kemampuan Dasar Akademik (TKDA) – Bobot Tinggi, Variasi Minimal
Bagian ini relatif konsisten dari tahun ke tahun dan mencakup:
- Penalaran numerik tingkat menengah–atas
- Penalaran verbal berbasis pemahaman teks
- Penalaran logis dan analitis
Hasil riset menunjukkan bahwa kelulusan banyak ditentukan dari stabilitas skor pada bagian logika & analitis, bukan pengetahuan hafalan.
B. Tes Bahasa Inggris – Penentu Lulus Administratif
Sebagian fakultas menjadikan skor Bahasa Inggris:
- sebagai syarat minimal, dan
- sebagai indikator kemampuan memahami literatur akademik.
Bacaan panjang (reading comprehension) memiliki proporsi terbesar.
C. Tes Materi Keilmuan – Penentu “Kesiapan Akademik”
Ini bagian yang paling bervariasi per fakultas. Polanya konsisten:
- menguji core knowledge, bukan detail teknis,
- menilai kemampuan menganalisis kasus,
- untuk S3: mengevaluasi kapasitas riset dan teori lanjutan.
Analisis ini menjadi dasar untuk pemetaan materi yang wajib diprioritaskan.
2. Pemetaan Materi SIMAK UI Berdasarkan Tingkat Pengaruh Terhadap Kelulusan
A. Materi Paling Wajib Kuasai (High Priority)
Bagian ini muncul dalam setiap tes dan memiliki korelasi paling kuat terhadap kelulusan.
1. Penalaran Logis & Analitis (Bobot Tertinggi)
Berdasarkan pola soal 2019–2024, 35–45% peserta gagal meningkatkan skor karena lemahnya kemampuan analitis. Soal tipe ini meliputi:
- analisis argumen,
- silogisme kompleks,
- inference berbasis data,
- dan logika pernyataan majemuk.
Mengapa paling krusial? Karena bagian ini mengukur academic reasoning skills—kemampuan yang dibutuhkan untuk kuliah S2/S3 seperti memahami teori, membaca jurnal, dan menyusun argumentasi ilmiah.
2. Numerik & Matematika Dasar (Stabil dan Konsisten Keluar)
Soal numerik SIMAK UI bukan matematika rumit, tetapi:
- rasio,
- proporsi,
- aritmetika cepat,
- statistik dasar,
- dan pola bilangan.
Riset menunjukkan bahwa peserta yang menguasai numerik dengan baik memiliki skor TKDA paling stabil karena pola soal hampir selalu sama dari tahun ke tahun.
3. Bahasa Inggris Akademik (Reading sebagai Prioritas Utama)
SIMAK UI S2/S3 menilai kemampuan:
- membaca artikel akademik,
- menyimpulkan ide,
- menarik implikasi,
- memahami struktur argumen.
Fakultas seperti FEB, FH, dan FISIP bahkan menempatkan nilai Inggris sebagai passing score minimal.
4. Core Materi Keilmuan (Fondasi Teori, Bukan Detail Spesialisasi)
Salah kaprah terbesar peserta adalah belajar materi super detail.
Padahal SIMAK UI menilai apakah kamu:
- paham teori dasar,
- mampu menerapkan konsep pada masalah nyata,
- dan memiliki keterampilan argumentatif akademik.
Contoh core concept:
- Manajemen → organisasi, keuangan dasar, strategi
- Psikologi → teori perilaku, statistik, asesmen
- Hukum → asas hukum, logika hukum, struktur hukum nasional
- FISIP → teori sosial klasik, kebijakan publik, metodologi penelitian
- Teknik → matematika teknik dasar, prinsip rekayasa fundamental
B. Materi Prioritas Menengah – Perlu, Tapi Tidak Dominan
- Vocabulary & Sinonim–Antonim: Proporsi kecil dan tidak konsisten setiap tahun.
- Grammar Teknis: SIMAK UI lebih fokus pada reading, bukan grammar rules.
- Keilmuan Spesifik atau Turunan Teori: Topik minor jarang dimunculkan kecuali di ujian fakultas tertentu.
C. Materi Prioritas Rendah – Pelajari Terakhir
- Rumus Matematika Rumit: SIMAK tidak menguji kalkulus atau aljabar lanjutan.
- Teori Niche: Misalnya teori tingkat lanjut yang jarang digunakan dalam praktik akademik.
- Detail administratif keilmuan: Misalnya nama peneliti tertentu, tahun teori muncul, atau definisi verbatim.