Pelatihan TPAPelatihan TPA Bappenas

Soal TPA Bappenas Penalaran Analitis

Soal TPA Bappenas Penalaran Analitis

 

Soal TPA Bappenas Penalaran Analitis

 

Soal TPA Bappenas Penalaran Analitis – Tes Penalaran Analitis secara garis besar hampir sama dengan tes penalaran logis (Silogisme), yup tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan atau daya penalaran Anda. Dalam tes penalaran analitis dibutuhkan kemampuan untuk memahami, mencerna dan berpikir. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan membaca, mencerna, menganalisis suatu informasi baik dalam bentuk teks ataupun paragraf serta memanipulasi informasi/data tersebut dan menarik kesimpulan dengan menggunakan penalaran yang bersifat analisa.

 

 

Trik Mempelajari Model Penalaran Analitis

 

  1. Model Perbandingan

Pada model ini kasus yang terjadi di soal berupa perbandingan 2 atau lebih nilai. Kemudian Anda diminta untuk menyimpulkan/menganalisis hubungan dari beberapa perbandingan tersebut.

 

  1. Model Urutan

Model perbandingan sering kali muncul bersamaan dengan model urutan. Urutan yang terjadi di soal cerita memiliki kata kunci “kurang dari (<)”, “lebih dari(>)”, “sama dengan/sama seperti/sama banyaknya (=)”. Beberapa contoh kasus yang berkaitan dengan urutan adalah skor, peringkat, pemenang, tercepat, terpandai, termahir, prioritas pengerjaan atau kunjungan dan sebagainya.

 

  1. Model Hubungan Antarsyarat

Beberapa kejadian berasal dari suatu kondisi yang memenuhi syarat tertentu, hubungannya adalah “sebab-akibat”, “syarat-hasil”, “jika…maka…” atau “p => q”. Untuk itu Anda harus mencermati keterangan/kata kunci pada soal cerita sehingga dapat menyimpulkan dengan tepat. Syarat terbagi menjadi “syarat cukup”, “syarat perlu”, “syarat mutlak”.

 

  • Syarat Cukup

Pernyataan P dikatakan syarat cukup dari pernyataan Q. Jika P terjadi pastilah terjadi Q dengan kata lain adanya P menjamin adanya Q.

Contoh :

P : budi bujangan

Q : belum menikah

Mengetahui si budi bujangan sudah cukup untuk mengetahui ia belum menikah.

 

  • Syarat Perlu

Pernyataan Q dikatakan syarat perlu dari pernyataan P, jika Q mutlak diperlukan untuk terjadinya P dengan kata lain mustahil ada P tanpa ada Q.

Contoh :

P : budi bujangan

Q : belum menikah

Jelas jika budi sudah menikah maka ia tidak bujangan lagi. Jadi, belum menikah adalah syarat perlu untuk menjadi bujangan.

 

  • Syarat Mutlak

Artinya adalah syarat yang harus/mutlak terjadi, P <=> Q atau “…jika dan hanya jika…”

Contoh :

P : air turun dari langit

Q : terjadi hujan

Air turun dari langit jika dan hanya jika terjadi hujan. Dengan demikian air turun dari langit adalah syarat mutlak terjadinya hujan, dan terjadinya hujan juga merupakan syarat mutlak air turun dari langit.

 

  1. Model Kombinasi

Permasalahan yang sering muncul di soal cerita dengan penyelesaian model kombinasi adalah masalah tentang penyusunan jadwal suatu kegiatan, kemungkinan banyaknya cara yang terjadi, kemungkinan posisi dengan syarat atau kondisi tertentu (seperti posisi duduk, objek dan ruangan yang tepat, posisi wilayah dan lain sebagainya), serta pemilihan atau penunjukan objek/calon berdasarkan syarat atau kondisi tertentu (seperti penugasan suatu pekerjaan, calon peserta lomba, dan sebagainya).

 

Nah kali ini kami akan berbagi soal TPA bappenas penalaran analitis, kami sudah menyiapkan beberapa soal simulasi dan juga sudah di sertai dengan pembahasan jawabannya. Anda bisa mencoba mengerjakkannya terlebih dahulu, baru kemudian mencocokan jawaban yang telah kami sediakan. Oke yuk langsung di coba.

 

 

 

 

Soal TPA Bappenas Penalaran Analitis

Petra, Ita, Vidi, Gunawan dan Caca masing-masing mengambil oleh-oleh yang sudah dibawakan pamannya dari Singapura. Tiga anak mengambil kaus, sedangkan Gunawan hanya mengambil jaket. Ita mengambil parfum dan cokelat. Selain Gunawan, yang tidak mengambil parfum adalah Vidi dan Petra. Hanya Ita dan Caca yang mengambil parfum.

 

  1. Siapakah yang mengambil parfum dan cokelat ?

A.Ita

B.Vidi

C.Caca

D.Petra

E.Gunawan

 

Jawaban: A. Ita celana

Petra = Jaket, kaus

Ita = Parfum, cokelat

Vidi = Cokelat, kaus

Gunawan = Jaket

Caca = Kaus, parfum

Ita yang mengambil parfum dan cokelat.

 

  1. Siapa diantara mereka yang mengambil jaket ?

A.Ita dan Gunawan

B.Caca, Vidi dan Gunawan

C.Gunawan saja

D.Petra dan Gunawan

E.Vidi saja

 

Jawaban: D. Petra dan Gunawan

Petra = Jaket, kaus

Ita = Parfum, cokelat

Vidi = Cokelat, kaus

Gunawan = Jaket

Caca = Kaus, parfum

Petra dan Gunawan yang mengambil jaket.

 

  1. Oleh-oleh apa yang diambil oleh Caca ?

A.Jaket dan kaus

B.Jaket saja

C.Parfum saja

D.Cokelat dan parfum

E.Kaus dan parfum

 

Jawaban: E. Kaus dan parfum.

Petra = Jaket, kaus

Ita = Parfum, cokelat

Vidi = Cokelat, kaus

Gunawan = Jaket

Caca = Kaus, parfum

Caca mengambil oleh-oleh berupa kaus dan parfum.

 

  1. Siapa saja yang mengambil parfum ?

A.Vidi dan Petra

B.Caca dan Gunawan

C.Petra dan Caca

D.Ita dan Caca

E.Ita saja

 

Jawaban: D. Ita dan Caca.

Petra = Jaket, kaus

Ita = Parfum, cokelat

Vidi = Cokelat, kaus

Gunawan = Jaket

Caca = Kaus, parfum

Ita dan Caca yang mengambil oleh-oleh berupa parfum.

 

  1. Jika digabungkan, oleh-oleh apa saja yang diambil oleh Petra dan Vidi ?

A.Kaus dan parfum

B.Jaket, parfum dan cokelat

C.Jaket, kaus, dan cokelat

D.Parfum, jaket, dan kaus

E.Jaket dan parfum

 

Jawaban: C. Jaket, kaus, dan cokelat.

Petra = Jaket, kaus

Ita = Parfum, cokelat

Vidi = Cokelat, kaus

Gunawan = Jaket

Caca = Kaus, parfum

Oleh-oleh yang diambil Petra dan Vidi adalah jaket, kaus, coklat.

 

 

Mengapa Pelatihan TPA Penting ?

Pada umumnya calon peserta Tes TPA yang telah lama meninggalkan bangku kuliah di perguruan tinggi mempunyai skor TPA yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan peserta yang baru lulus dari pendidikannya; peserta yang telah memasuki usia 35 tahun atau lebih punya kecenderungan skor yang diperolehnya relatif lebih rendah dari mereka yang lebih muda; peserta yang berlatar belakang pendidikan non eksakta mempunyai skor yang relatif lebih rendah bila dibandingkan peserta dengan latar belakang eksakta; dan peserta yang tinggal di luar Jawa rata-rata mengalami hal yang sama bila dibandingkan dengan peserta yang ada di Pulau Jawa.

 

Karena secara umum potensi akademik merupakan potensi seseorang yang tidak ada korelasinya dengan latar belakang baik perbedaan usia, jenis kelamin, suku, wilayah, dll, maka kegiatan pelatihan TPA ini dianggap penting agar semua calon peserta tes disegarkan kembali ingatannya dan memiliki persepsi maupun memahami aturan main tes yang sama sehingga potensi akademisnya dapat terukur dengan tepat.

 

 

Informasi lebih lanjut mengenai Pelatihan TPA Bappenas & UI
KLIK SEKARANG

Lokasi Pusat Pelatihan TPA

 

 

 

Soal TPA Bappenas Penalaran Analitis

bayu13

Author bayu13

More posts by bayu13

Leave a Reply

×

Powered by Pelatihan TPA

× GRATIS Mini Try Out Bappenas